anak-anak yang diperkejakan |
Pemandangan menyedihkan terlihat di Korea Utara (Korut) saat anak-anak melakukan kerja paksa. Anak-anak dengan usia paling muda 5 tahun, berjongkok di sepanjang rel sambil memaku bantalan rel di bawah sengatan matahari.
Rekaman video yang didapatkan media Inggris, The Mirror, seperti dilansir news.com.au, Jumat (16/12/2016), menunjukkan seorang bocah laki-laki yang mengenakan jersey sepakbola Inggris sedang menghancurkan bebatuan, di tengah kondisi sangat berdebu.
Beberapa bocah lainnya, baik laki-laki maupun perempuan, terlihat memasukkan potongan bebatuan ke dalam karung dan membawanya ke lokasi lain. Tubuh-tubuh kecil itu terlihat kesusahan membawa muatan berat tersebut.
Anak-anak lainnya menggunakan palu dan kapak untuk memperbaiki rel kereta api. Sementara orang dewasa yang disebut sebagai guru mereka, meneriakkan perintahnya dari jarak beberapa meter.
Puluhan anak-anak yang disebut sebagai budak anak ini direkam secara diam-diam saat melakukan kerja paksa. Disebutkan bahwa di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, kerja paksa bisa dilakukan anak-anak ini hingga 10 jam setiap harinya.
The Mirror mendapatkan rekaman video ini dari seorang informan rahasia yang biasa menggunakan kamera tersembunyi untuk merekam hal yang disebutnya sebagai 'geng pengekangan anak di Korut'. Praktik semacam ini direkam di wilayah Ryanggang dan Chagang selama lebih dari setahun.
Dilaporkan The Mirror, bahwa anak-anak yang melakukan kerja paksa dalam video itu berusia antara 5-8 tahun.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperjuangkan keadilan sosial dan pengakuan hak pekerja serta HAM secara internasional. Namun sayangnya, Korut bukan anggota ILO. Dengan populasi lebih dari 24 juta orang, The Mirror menyebut, jutaan anak-anak terancam dieksploitasi dengan dalih 'pembangunan semangat kerja tim'. Sebagian anak-anak tersebut tidak bersekolah selama setahun dan akan mengalami pemukulan brutal jika tidak menyelesaikan tugas yang diperintahkan.
Michael Glendinning dari Aliansi HAM Eropa untuk Korut menyebut video itu menjadi dokumentasi mengejutkan bagi dunia, yang menunjukkan praktik keji perbudakan anak.
"Jutaan anak-anak di Korut dipaksa bekerja yang sangat menyita fisik, yang merampas kesempatan mereka mendapat masa kecil yang membahagiakan. Dampak dari kerja paksa itu pada perkembangan fisik, kesehatan mental dan pada pendidikan mereka tidak bisa diremehkan," ucap Glendinning.
sumber: news.detik.com